Teorema
Substitusi
Pada teorema ini berlaku bahwa :
Suatu komponen atau elemen pasif yang dilalui oleh sebuah
arus yang mengalir (sebesar i) maka pada komponen pasif tersebut dapat
digantikan dengan sumber tegangan Vs yang mempunyai nilai yang sama saat arus
tersebut melalui komponen pasif tersebut.
Jika pada komponen pasifnya adalah sebuah resistor sebesar
R, maka sumber tegangan penggantinya bernilai Vs = i.R dengan tahanan dalam
dari sumber tegangan tersebut Sama dengan nol.
Rangkaian berikut dapat dianalisa dengan teori substitusi
untuk menentukan arus yang mengalir pada resistor 2Ω.
Harus diingat bahwa elemen pasif yang dilalui oleh sebuah
arus yang mengalir (sebesar i) maka pada elemen pasif tersebut dapat digantikan
dengan sumber tegangan Vs yang mempunyai nilai yang sama saat arus tersebut
melaluinya. Kemudian untuk mendapatkan hasil akhirnya analisa dapat dilakukan
dengan analisis mesh atau arus loop.
Respon
Alami dan Respon Steady State
Ada beberapa istilah yang perlu dipahami :
1.
Respon alami adalah respon yang hanya tergantung
pada energy dalam yang disimpan elemen (Kapasitor dan induktor) dan bukan oleh
sumber luar.
2.
Respon steady state adalah respon yang muncul
setelah rentang waktu yang lama.
3.
Respon paksa adalah respon yang muncul karena
reaksi satu atau lebih sumber bebasnya.
4.
Respon transient atau respon peralihan adalah
respon sementara yang muncul dalam waktu terbatas.
Konsep Fasa
/ Fase
Terdapat satu karakteristik utama dari pasokan listrik arus
bolak-balik atau AC yang memerlukan penjelasan, yaitu: “fase”. Pada dasarnya
pasokan listrik AC dibagi kedalam sirkuit satu fase dan tiga fase. Sirkuit AC
satu fase memiliki dua buah kawat yang dihubungkan ke sumber listrik. Tidak
seperti sirkuit DC yang arah arus listrik nya tidak berubah, maka dalam sirkuit
AC arah arus berubah berkali-kali tiap detiknya tergantung pada frekuensi
pasokan. Listrik 220 volt (V) yang dipasok ke rumah kita merupakan listrik AC
satu fase dan memiliki dua buah kawat: ‘ aktif’ dan ‘ netral’ .
Sistim 3 fase memiliki 3 bentuk gelombang (biasanya membawa
daya) yaitu 2/3 p radian (120 derajat, 1/3 siklus) untuk waktu tertentu.
Gambar 1. Sistem 3
fase
Gambar 1 menunjukan sistim satu siklus tiga fase, dari 0
hingga 360 derajat (2 p radians), sepanjang aksis waktu. Garis yang diplotkan
menunjukan keragaman tegangan sesaat (atau arus) dalam waktu. Siklus ini akan
berulang 50 atau 60 kali per detiknya, tergantung pada frekuensi sistem
dayanya. Warna garis menyatakan kode pewarnaan Amerika untuk sistem tiga fase:
hitam =VL1, merah=VL2 dan biru=VL3.
Sistem pasokan tiga fase selanjutnya dinyatakan oleh
hubungan bintang dan delta seperti ditunjukkan dalam Gambar 2 dan 3.
FORMULA
LISTRIK
Tabel dibawah memuat daftar formula/ rumus paling penting
untuk sistim listrik.
keterangan: klik gambar-gambar diatas untuk melihat lebih
jelas, karena alasan kapasitas agar tidak membebani blog ini, maka ukuran
gambar ditampilkan kecil.
ANALISIS RANGKAIAN
AC
1.
Hukum Ohm
Jika sebuah impedansi dilewati oleh sebuah arus maka pada
kedua ujung impedansi
tersebut akan muncul beda potensial, atau Hukum Ohm
menyatakan bahwa tegangan
melintasi berbagai jenis bahan pengantar adalah berbanding
lurus dengan arus yang
mengalir melalui bahan tersebut.
Secara matematis :
V = I.Z
2.
Hukum
Kirchoff I / Kirchoff’s Current Law (KCL)
Jumlah arus yang memasuki suatu percabangan atau node atau
simpul samadengan arus
yang meninggalkan percabangan atau node atau simpul, dengan
kata lain jumlah aljabar
semua arus yang memasuki sebuah percabangan atau node atau
simpul samadengan nol.
Secara matematis :
Σ Arus pada satu titik percabangan
= 0
Σ Arus yang masuk percabangan = Σ
Arus yang keluar percabangan
3.
Hukum
Kirchoff II / Kirchoff’s Voltage Law (KVL)
Jumlah tegangan pada suatu lintasan tertutup samadengan nol,
atau penjumlahan
tegangan pada masing-masing komponen penyusunnya yang
membentuk satu lintasan
tertutup akan bernilai samadengan nol.
Secara matematis :
ΣV = 0
DAYA PADA
RLC
Rangkaian R L C - Rangkaian RLC adalah rangkaian elektronika
yang didalamnya terdapat tiga buah komponen, yakni resistor, induktor, dan
kapasitor. Rangkaian tersebut bisa dihubungkan dalam bentuk seri maupun paralel
sesuai kebutuhan dari si pembuat rangkaian itu sendiri. Karakteristik Resistor,
Induktor dan Kapasitor
Rangkaian RLC dapat membentuk sebuah sistem persamaan
diferensial orde kedua atau bisa juga dua persamaan diferensial orde pertama,
dimana persamaan diferensial tersebut diselesaikan secara simultan. Berikut
adalah rumus frekwensi resonansi dari rangkaian RLC yang harus anda ketahui.
Dalam rangkaian RLC, kita
mengenal dua jenis bagiannya yakni rangkaian RLC seri dan rangkaian RLC
paralel. Perbedaan dari kedua rangkaian tersebut tentunya terletak pada
penyusunan komponen resistor, induktor, dan kapasitornya, dimana yang satu
dipasang secara seri, dan yang satunya lagi dipasang secara paralel.
Perbedaan model pemasangan tersebut bukan tanpa maksud. Terdapat beberapa perbedaan hasil yang ditampilkan oleh kedua rangkaian tersebut. Berikut ini adalah penjabaran lebih lanjut mengenai rangkaian RLC seri dan rangkaian RLC paralel secara lebih lengkap.
·
Rangkaian
RLC Seri
Rangkaian seri RLC adalah rangkaian elektronika
yang tersusun atas resistor, induktor, dan kapasitor yang dihubungkan secara
seri, dengan sumber tegangan bolak-balik atau tegangan AC. Pada rangkaian RLC
seri, hambatan arus tegangan sefase, induktor tegangan mendahului arus, serta
kapasitor tagangan didahului arus.
·
Rangkaian RLC Paralel
Rangkaian seri RLC adalah rangkaian elektronika yang
tersusun atas resistor, induktor, dan kapasitor yang dihubungkan secara
paralel, dengan sumber tegangan bolak-balik atau tegangan AC. Pada rangkaian
RLC paralel, terjadi pembagian arus listrik dari sumber menjadi tiga, yakni
mengarah ke resistor, induktor, dan kapasitor.
Rangkaian
R-L-C paralel, sifat dari rangkaian paralel adalah terjadi percabangan arus
dari sumber (i) menjadi tiga, yaitu arus yang menuju arus yang menuju resistor
(iR), induktor (iL) dan kapasitor (iC). Sedangkan tegangan jatuh pada resistor
(vR), pada induktor (vL) dan pada kapasitor (vC) sama besar dengan sumber
tegangan (v). Gambar rangkaian R-L-C parallel dibawah memperlihatkan
hubungan arus secara vektoris pada rangkaian R-L-C paralel.
Suatu
rangkaian arus bolak-balik yang terdiri dari resistor (R), reaktansi induktif
(XL) dan reaktansi kapasitif (XC), dimana ketiganya dihubungkan secara paralel.
Fasor tegangan (v) sebagai sumber tegangan total diletakan pada ωt = 0. Arus
efektif (iR) berada sefasa dengan tegangan (v). Arus yang melalui reaktansi
induktif (iL) tertinggal sejauh 900 terhadap tegangan (v) dan arus yang melalui
reaktansi kapasitif (iC) mendahului sejauh 900 terhadap tegangan (v). Arus
reaktif induktif (iL) dan arus reaktif kapasitif (iC) bekerja dengan arah
berlawanan, dimana selisih dari kedua arus reaktif tersebut menentukan sifat
induktif atau kapasitif suatu rangkaian. Arus gabungan (i) adalah jumlah
geometris antara arus efektif (iR) dan selisih arus reaktif (iS) yang membentuk
garis diagonal empat persegi panjang yang dibentuk antara arus efektif (iR) dan
selisih arus reaktif (iS). Posisi arus (i) terhadap tegangan (v) ditentukan
oleh selisih kedua arus reaktif (iS).
Bila
arus yang melalui reaktansi induktif (iL) lebih besar daripada arus yang
melalui reaktansi kapasitif (iC), maka arus total (i) tertinggal sejauh 900
terhadap tegangan (v), maka rangkaian paralel ini cenderung bersifat induktif.
Sebaliknya bilamana arus yang melalui reaktansi induktif (iL) lebih kecil
daripada arus yang melalui reaktansi kapasitif (iC), maka arus total (i)
mendahului sejauh 900 terhadap tegangan (v), maka rangkaian paralel ini
cenderung bersifat kapasitif.
Untuk
menghitung hubungan seri antara R, XL dan XC pada
setiap diagram fasor kita ambil segitiga yang dibangun oleh arus total (i),
arus.selisih (iS) dan arus efektif (iR). Dari sini dapat dibangun segitiga daya
hantar, yang terdiri dari daya hantar resistor (G), daya hantar reaktif (B) dan
daya hantar impedansi (Y).
Sehingga hubungan arus (i)
terhadap arus cabang (iR), (iL) dan (iC) dapat ditentukan dengan menggunakan
persamaan kuadrat berikut;
Oleh karena arus
reaktif (iS) adalah selisih dari arus reaktif (iL) dan arus reaktif (iC), maka
daya hantar reaktif (B) adalah selisih dari daya hantar reaktif (BL) daya
hantar reaktif (BC).
Untuk
arus pada hubungan paralel berlaku persamaan
Arus
efektif iR = v . G
Arus reaktif induktif iL = v . BL
Arus reaktif kapasitif iC = v. BC
Sudut fasa (ϕ) dapat dihitung dari persamaan
Sudut fasa (ϕ) dapat dihitung dari persamaan
RANGKAIAN
KOPLING MAGNETIK
Kutub 4
Salah satu aplikasi penting dari konsep network function
adalah pada jaringan dimana sinyal input dan output diukur pada pasangan
terminal yang berbeda.
Bentuk umum :
Jaringan 2
port dengan 4 terminal
•
Adapun teori
rangkaian (K-4) ini banyak dipergunakan pada jaringan yang dipergunakan dalam
sistem komunikasi, sistem daya, sistem kontrol dan rangkaian elektronik (model
transistor).
•
Pada rangkaian
(K-4) ini banyak memerlukan hubungan antara V1, V2, I1, dan
I2 yang saling independent, dimana berbagai macam
hubungan antara tegangan dan arus disebut sebagai parameter.
Jaringan 2 port dengan 3 terminal
1.
Parameter Z
2.
Parameter Y
3.
Parameter hybrid
4.
Paramater ABCD
Parameter Z
Parameter Z (cont.)
Impedansi yang
dihasilkan sebagai impedansi open circuit atau parameter open circuit atau
parameter Z.
Z11
= impedansi port primer ketika port sekunder open circuit
Z22
= impedansi port sekunder ketika port primer open circuit
Z12 = Z21 = impedansi transfer dimana perbandingan
tegangan disatu ortu dibandingkan arus di port lainnya.
Parameter Y
Misalkan : V1
dan V2 adalah input
I1 dan I2 adalah output
Maka :
Parameter Y
(cont.)
·
Kutub 4 juga
dapat dinyatakan tanpa menggunakan impedansi atau admintasi, yakni hanya
menggunakan variabel tegangan dan arus yaitu parameter transmisi (ABCD)
·
V1= A V2. B V2
·
I1= C V2. D V2
·
Parameter ini
penting untuk teknik transmisi, sebab disisi primer (pengirim) terdiri dari
variabel V1dan I1, sedangkan (penerima) terdiri dari variabel V2dan I2(negatif
I2karena arus masuk ke beban penerima)
Respon Frekuensi Dan Resonansi
Respon
frekuensi merupakan hubungan atau relasi frekuensi tak bebas pada kedua
besaran
magnitude dan phasa diantara input sinusoidal steady state dan output
sinusoidal
steady state.
Rangkaian RL
Rangkaian RC
Rangkaian RLC
Resonansi
Suatu
rangkaian dikatakan beresonansi ketika tegangan terpasang V dan arus yang
dihasilkan I dalam kondisi satu phasa.
Misalkan :
Terlihat bahwa
ketika V dan I satu phasa, impedansi yang dihasilkan seluruhnya komponen riil
atau impedansi kompleks hanya terdiri dari komponen resistor murni (R). Dengan
kata lain konsep resonansi adalah menghilangkan komponen imaginer /reaktansi
saling meniadakan.
Frekuensi Kompleks
CONTOH SOAL
1. rangkaian listrik kompleks
dik : +- 100v
+- -50v
arus 5A
hambatan 5ohm
dit : arus pada tegangan -50v
jwb : arus pada hambatan 5ohm ( -50 = -50/5 =-10A
sumber arus 5A mempunyai tegangan = -(-50v)+100v= 150v
sumber arus hambatan 5ohm = 150/5= 30A
besar arus pada tegangan -50 = (30+5)-5 = 35-5 =30A
2. konsep dasar
A)
dik : +- 100v
+- -50v
arus 5A
hambatan 5ohm
dit : arus pada tegangan -50v
jwb : arus pada hambatan 5ohm ( -50 = -50/5 =-10A
sumber arus 5A mempunyai tegangan = -(-50v)+100v= 150v
sumber arus hambatan 5ohm = 150/5= 30A
besar arus pada tegangan -50 = (30+5)-5 = 35-5 =30A
2. konsep dasar
A)
Kuat arus listrik (I) pada rangkaian
B) Sebuah sumber tegangan bolak balik mempunyai frekuensi 50
Hz dan tegangan maksimum 100V dihubungkan dengan komponen RLC dengan R = 9 ohm,
L = 0.04 H, dan 100 µF.tentukan Tegangan maksimum dalam dalam setiap
komponen!
Sebelum menghitung tegangan maksimum, hitung terlebih
dahulu arus maksimum.
3). Hukum ohm
Kawat penghantar kedua ujungnya memiliki beda potensial 75 volt, menyebabkan arus listrik mengalir pada kawat itu 5 A. Berapakah hambatan kawat itu?
dik : v=75v
i = 5A
dit: R
jwb: R=V/I
= 75/5
Kawat penghantar kedua ujungnya memiliki beda potensial 75 volt, menyebabkan arus listrik mengalir pada kawat itu 5 A. Berapakah hambatan kawat itu?
dik : v=75v
i = 5A
dit: R
jwb: R=V/I
= 75/5
= 15ohm
4). hukum kirchoff 1
Perhatikan
gambar di atas, pada titik P dari sebuah rangkaian listrik ada 4 cabang, 2
cabang masuk dan 2 cabang keluar. Jika diketahui besarnya I1 = 16 A, I2 = 4 A, dan I3 = 10 A, tentukan berapa besar nilai dari I4?
Jawab
Diketahui
Diketahui
I1 =
16A
I2 = 4 A
I3 = 10 A
I2 = 4 A
I3 = 10 A
Ditanya I4 = …?
Hukum Kirchoff I
Hukum Kirchoff I
ΣImasuk = ΣIkeluar
I1 +
I2 = I3 + I4
16 + 4 = 10 + I4
20 = 7 + I4
I4 = 20-7 = 13A
16 + 4 = 10 + I4
20 = 7 + I4
I4 = 20-7 = 13A
5). hukum kirchoff 2
Hitunglah berapa kekuatan arus yang mengalir pada sebuah rangkaian arus listrik jika R1 = 11 Ώ, R2 = 12 Ώ, dan R13 = 6 Ώ.
Hitunglah berapa kekuatan arus yang mengalir pada sebuah rangkaian arus listrik jika R1 = 11 Ώ, R2 = 12 Ώ, dan R13 = 6 Ώ.
(R1 – E1) + ɩ (R2) + ɩ (R3 + E2)
= 0
(R1 +R2 + R3 + (E1– E2) = 0
(11Ώ + 12 Ώ + 13 Ώ) + 3V – 9V =
0
36 ɩ – 6V = 0
30 =
6V
6).
elemen aktif
suatu
rangkaian arah arus sebesar 22A,33A,dan 44A. hambatan 9 ohm,3 ohm,6 ohm.
dengan ada V sebagai + dan - nya. berapa v nya?
nilai
V
arus resistor 3ohm
44A-22A=22A
v= 22x3=66v
arus resistor 3ohm
44A-22A=22A
v= 22x3=66v
7).
elemen pasif
Resistor
1. Setting DC Generator atau Power Supply untuk menghasilkan
sebuah Output Tegangan 10V, kemudian atur nilai Potensiometer ke 2 kiloOhm.
Berapakah nilai Arus Listrik (I)?
V = 10 V
R = 2 KiloOhm = 2000 Ω
Jawab :
I = V / R
I = 10 / 2000
I = 0.02 Ampere atau 20 miliAmpere
V = 10 V
R = 2 KiloOhm = 2000 Ω
Jawab :
I = V / R
I = 10 / 2000
I = 0.02 Ampere atau 20 miliAmpere
koneksitor
a) Hambatan pengganti
b) Kuat arus rangkaian
b) Kuat arus rangkaian
a) Hambatan pengganti
b) Kuat arus rangkaian
induktor
L1 = 40nH
L2 = 100nH
L3 = 300nHLtotal= ?
L2 = 100nH
L3 = 300nHLtotal= ?
Penyelesaiannya
Ltotal = L1 + L2 + L3
Ltotal = 40nH + 100nH + 300nH
Ltotal= 440nH
Ltotal = 40nH + 100nH + 300nH
Ltotal= 440nH